.s.e.a.r.c.h.

7/4/14

First Experience in My First Journey



Everything was great when you ever experience it.”

Singapura itu mungkin negara idaman para traveler di Indonesia, baik yang budget traveler ataupun bourgeois traveler, karena negara ini seperti memberikan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh traveler. Lo mau jalan-jalan penuh gaya sambil window shopping, merasakan pengalaman seru yang jarang seperti mencoba mengendarai pesawat, ataupun cuma mau berpose di tempat-tempat yang luar negeri banget, Singapura menyediakan itu semua. Tapi mungkin apa yang gw rasain tentang negara ini berbeda dengan kebanyakan traveler. Singapura lebih memberi gw pelajaran dan pengalaman ketimbang pesona keindahannya. Gw gak menyangkal kalo banyak juga keindahan yang gw rasakan, kota ini bener-bener kayak game Metropolis di Facebook. Tertata, rapi, bersih, teratur, disiplin, dan aman. Tapi bukan itu yang mau gw ceritain.

Hari pertama menjejak di bandara ada satu hal yang harus jadi perhatian, ikutilah peraturan dan sistem yang ada. Gw kena sentak orang imigrasi karena masuk ke line yang tidak sama dengan tempat gw mengantri saat mau stempel paspor padahal line itu persis di depan gw, cuma beda nomor doang, dan gw harus kembali ke tempat antrian dan menunggu turis asing di depan gw yang bermasalah dengan data keimigrasiannya. Gak cuma gw, ternyata temen gw juga diinterogasi karena lupa isi data alamat hotel. Kelar urusan imigrasi, gw dapet pelajaran baru lagi, malu bertanya sesat di bandara. Bayangin gw mendarat sekitar jam 9 pagi tapi baru keluar bandara sekitar jam setengah 12. Hanya karena kita kepalang bingung mencari tempat yang jual STP (Singapore Tourism Pass) kita jadi terlalu sotoy menjelajahi bandara changi. Padahal kalau sudah tanya dari awal kita bakal menemukan tempat penjualan itu tepat di stasiun MRT.

Gw belajar lagi bahwa sebelum kita berpergian, riset itu penting. Meskipun gw udah bertanya, ternyata hidup di negara orang juga butuh pemahaman dan pengetahuan, terutama cara membaca peta kota, juga peta moda transportasinya. Tiga hari gw jalan-jalan di Singapura, tiga hari itu juga kaki gw gempor karena kebanyakan jalan kaki yang selalu berputar, belum lagi tersesat dari ujung ke ujung halte saat naik bus umum karena tidak tau halte mana tempat kita harus turun. Alhasil liburan gw cuma habis di jalan, mending kalo kita jadi apal jalannya, inget aja nggak.

Pelajaran berikutnya yang begitu berharga ialah bawalah uang saku yang cukup, meski niat jalan-jalanmu itu minim budget. Kita berdua berangkat hanya dengan membawa total S$200 tanpa ada simpanan uang di ATM. Dan ini bener-bener kesalahan fatal. Kenapa? Pertama, karena kita gak bakal tau apa yang akan kita alami waktu kita traveling. Kedua, karena ini pengalaman pertama kita gak tau medan, maksudnya kita gak tau secara jelas berapa biaya hidup di tempat yang kita tuju. Dari awal uang kita udah kepotong beli STP seharga S$60, sampai di tempat menginap ternyata kita harus bayar uang jaminan sebesar S$100, itu artinya kita harus hidup hanya dengan S$40 berdua untuk 3 hari! Mungkin persiapan kecil yang menyelamatkan hidup kita. Sebelum berangkat gw memilih untuk membawa makanan instan dan memilih penginapan dengan fasilitas breakfast. Ternyata hal ini menolong kehidupan perut kita! Tapi ternyata masalah keuangan ini juga jadi masalah lagi buat kita berdua. 

Hari terakhir, gw sudah mengatur waktu untuk sampai di bandara paling tidak dua jam sebelum check-in tapi ternyata kelalaian membuat kami pun kena apesnya. Saat sampai di bandara, kami tidak langsung mengantri check-in karena merasa masih lama dan memlih untuk mencari food court karena memang perut sudah tidak tahan minta diisi ulang. Pesawat kami terjadwal pukul 20.10 itu berarti kita bisa mengantri sekitar pukul tujuh kurang. Ternyata saat berniat mengantri, antrian pesawat menuju Jakarta sudah sangat panjang, dan kami pun berakhir dengan terlambat lima menit untuk check-in. Ya, hanya lima menit, itu berarti kami berada di depan counter sekitar pukul 19.15 tapi tetap tidak diperbolehkan untuk check-in. Dan kami dipaksa dan terpaksa untuk membeli tiket baru. Tapi uang dari mana? Memutar otak untuk mencari bantuan kami mencari wifi, untunglah Tuhan membantu kami lewat komputer di fasilitas KFC. Buka Facebook dan melihat beberapa teman dekat sedang online langsung lah di chat. Bersyukurlah gw punya sahabat yang mau hidup senang susah bersama. Mereka dengan gotong royong bersedia membantu kami untuk membeli tiket pulang. Malam itu bener-bener malam yang panjang, mulai dari nungguin balesan chat sambil deg-degan, puter-puter counter penerbangan low cost demi nyari harga paling murah, bolak-balik ke ATM liat transferan, nungguin counter penerbangan buka dan berakhir lega mendapatkan tiket pulang esok siangnya. Dipikir-pikir sekarang, kalo pengalaman traveling kayak begini ini yang sangat menyenangkan dan penuh pelajaran. Karena traveler is not a tourist, traveling jadi bukan cuma sekedar cerita kunjungan tempat wisata kan? 

6/4/14

Eksplorasi Kota Malang Seharian dengan Rp50.000,- Berdua? Yo osi ta jes!



Hooaaam.
Pagi hari yang dingin di kota Malang. Seperti mahasiswa lainnya, rutinitas tiap bangun pagi selalu diisi dengan mengecek gadget, entah itu membuka inbox handphone, melihat mention twitter, ataupun melihat notification facebook. Ternyata ada direct mention dari @pinkysheillac, yang mendadak mengajak liburan singkat untuk menghilangkan stress skripsi yang sudah tingkat dewa. Karena kita berdua hanya punya uang total pas Rp50.000, akhirnya kita membuat rencana keliling Malang saja seharian. Kita agak tidak yakin juga sih, uang hanya sebanyak itu mana mungkin cukup untuk berdua, apalagi maunya keliling sampe malem. Ya sudahlah budal ae, ketimbang empet ngadep laptop terus menerus. Diputuskan bertemu langsung di tugu balaikota di dekat rumahku pukul 9 dan membawa air minum pribadi juga sudah sarapan untuk mengirit pengeluaran, hehehe.


Jam 9 aku sudah duduk manis di taman tugu balaikota, tempat ini sepertinya memang pas untuk menunggu. Tamannya rapi, bersih, meski ramai tapi tidak terlihat sumpek, dan yang pasti sangat nyaman untuk duduk santai dan berleha-leha. Sekitar lima menit menunggu, akhirnya Pinky datang juga. Sedikit berkeluh kesah tentang skripsi kita masing-masing, pamer sisa uang akhir bulan, dan memikirkan tujuan awal petualangan kita hari ini. Akhirnya kami sepakat untuk menjelajah Pasar Wisata Tugu yang memang hanya ada setiap hari minggu di depan Stadion Gajayana. Tapi sebelum penjelajahan ini dilakukan, isi bensin dulu. Karena demi mengirit pengeluaran, kita hanya mengisi bensin sebanyak satu liter saja. Mudah-mudahan cukup.


Pukul 09.20 ternyata pasar wisata masih sangat ramai, pasar ini jadi salah satu hiburan gratis dan wadah bagi para enterpeneur-enterpreneur kota Malang, semua barang dijajakan di tempat ini. Bahkan karena terlampau ramai, sepanjang jalan menuju pintu masuk pasar wisata ini pun juga dimanfaatkan untuk berjualan. Fashion, kuliner, peralatan dapur dan memasak, flora fauna, dekorasi interior rumah, bahkan barang-barang bekas seperti pakaian, buku, kaset, uang-uang kuno juga banyak dijajakan di pasar ini. Ratusan stand dijajar rapi membuat pola labirin. Satu setengah jam berkeliling tempat ini pun tidak terasa. Seru sekali! Ya meskipun kami tidak membeli apapun, hehehe. Tak jauh dari Stadion Gajayana tempat Pasar Wisata Tugu ini, terdapat Perpustakaan Umum Kota Malang. Aku sebagai penggemar buku, langsung menarik Pinky untuk singgah sejenak membaca beberapa koleksi bukunya sambil mendinginkan diri karena matahari juga sudah mulai terik. Perpustakaan Umum Kota Malang ini memang sangat mengasyikkan, selain koleksi bukunya yang lengkap, tempat ini berAC dan juga tersedia fasilitas WiFi gratis. Tak perlu membayar biaya apapun, selain bila ingin menjadi member dan bisa meminjam buku koleksi mereka. Dan sudut yang paling menyenangkan bagiku di perpustakaan ini ialah rak novel, komik, dan buku sastra. Hampir semua novel/komik/sastra terkenal menjadi koleksi di perpustakaan ini. Bahkan perpustakaan ini memiliki koleksi buku traveling dan majalah umum yang cukup lengkap. Sudah nyaman, tenang, dingin, memuaskan hasrat membaca kita pula.





Tak terasa satu jam lewat kita menikmati membaca buku gratis, hingga panggilan alam pun menyadarkan kita untuk segera menunaikan kewajiban mengisi perut. Sudah siang, waktunya makan. Perut lapar seperti ini lebih mantap bila menyantap semangkuk penuh bakso malang. Tak perlu khawatir masalah harga, hampir semua penjaja bakso malang menawarkan jualan mereka dengan harga miring. Tapi kita berdua punya tempat bakso malang favorit yang sedikit berbeda dengan bakso malang lainnya, kita menyebutnya dengan Bakso Banten karena lokasinya yang berada di Jalan Banten. Kalau di penjaja bakso malang lain mie putih dan kuningnya bayar, disini gratis dan sepuasnya! Kalau di penjaja bakso malang lain sayur yang digunakan hanya kubis, disini tersedia sawi dan tauge, juga gratis dan ambil sepuasnya! Harga perbijinya juga tidak mahal, menu selain bakso (gorengan, siomay, tahu) hanya dibandrol dengan harga Rp500/biji. Bakso kasar dan halusnya pun ada beberapa jenis, untuk bakso ukuran sedang harganya Rp1.000/biji, ukuran besar harganya Rp2.000/biji, dan ukuran paling besar yang memiliki isi telur diberi harga Rp3.000/biji. Perut kami sudah over load dengan hanya membayar total Rp8.000 untuk dua mangkok!


Sudah kenyang, hati senang. Lanjutkan lagi perjalanan, bertualang seharian.
Sebagai wanita-wanita biasa, kami sangat suka berwindow shopping ria, tapi karena Malang tidak mempunyai mall-mall sekeren Grand Indonesia, kami pun memilih untuk segera menuju ke salah satu toko yang menjual harta karun dunia fashion. Yup, secondhand shop! USED merupakan salah satu toko secondhand yang dikenal di kota Malang, ada di daerah jalan kawi. Banyak sekali pakaian-pakaian bekas disini yang modelnya masih sangat up to date, kualitasnya juga masih seperti baru, bahkan kalau kita jeli dan hoki, kita bisa mendapatkan pakaian merek terkenal dengan harga super terjangkau! Disini tak hanya jual pakaian wanita saja lho, banyak juga untuk laki-laki dan anak-anak, bahkan juga banyak koleksi tas, sepatu, bahkan mainan dan aksesoris. Memang semua yang dijual merupakan barang bekas, tapi semua sudah dicuci bersih sebelum didisplay. Jadi jangan khawatir merasa sumpek di tempat ini. Kami juga berhasil menemukan barang-barang yg worth it untuk dibeli, tapi lagi-lagi karena akhir bulan yang menyiksa batin, kami pun dengan rela membiarkan barang itu jadi milik orang lain. :’(


Lanjut lah ke toko selanjutnya, masih belum puas. Hehehe
Kali ini kita ke toko yang jadi favorit para wisatawan yang berkunjung ke Malang, apalagi kalau bukan toko souvenir khas kota Arema ini, Soak Ngalam. Ada yang aneh dengan nama tokonya? Pernah tau kalau kota Malang ini terkenal dengan bahasa walikan-nya? Bahasa walikan itu maksudnya bahasa yang dibalik, jadi nama tokonya yang Soak Ngalam itu dalam arti sebenarnya ialah Kaos Malang. Keren kan? Hehehe. Toko ini menjual beragam souvenir yang bertema walikan dan berbau malangan. Tidak cuma kaos dan jaket yang dijual, tapi juga souvenir seperti tas, topi, gelas, pin, sticker, bahkan mainan-mainan tradisional dijual disini. Kalau mau belajar bahasa walikan, bisa coba datang kesini. Kata-kata seperti Ayas Asli Ngalam (Saya Asli Malang), Emoclew Londo Malang (Welcome Turis Malang), Kolem A... (Melok A...), Di Ukut (Di Tuku) menghiasi segala barang-barang di toko ini. Belanja sambil belajar gitu lah. Karena kami bukan turis, jadi kami tidak beli, hehehe.


Masih jam 2 siang, sepertinya ada yang kurang bila tidak berkunjung ke museum bila kita jalan-jalan. Nah, Malang punya museum keren juga nih, modern pula dekorasi interiornya. Namanya Museum Malang Tempoe Doeloe. Dengan biaya tiket hanya Rp15.000 per orang, kita sudah bisa menikmati malang dari zaman purbakala hingga masa kini. Museum ini jadi salah satu favorit kami berdua, karena banyak yang bisa kita lakukan di dalam museum, tak hanya bisa belajar sejarah dan berfoto-foto narsis, kita juga bisa merasakan pengalaman dari fasilitas-fasilitas yang tersedia, seperti mencoba alat pembuat keramik, alat penghancur jagung, permainan bakiak batok, egrang, melukis topeng malangan, memainkan beragam peralatan musik dan permainan tradisional, bahkan juga membatik. Super asik! Paling tidak dibutuhkan waktu kurang lebih dua jam untuk menikmati museum ini dengan tenang. Sayangnya museum ini masih sangat sepi peminat, buktinya selama kami berada di tempat ini, kami hanya bertemu dengan satu pengunjung lain. Padahal hari ini hari libur. Dan saat kami keluar, museum ini pun sudah waktunya tutup.






Lanjut jalan lagi, next destination is splendid! Apa ini? Jadi di kawasan splendid ini terdapat pusat penjualan flora dan fauna di Malang. Tidak terlalu besar memang, tapi sangat menarik untuk dijelajahi. Pasar bunganya terpisah dengan pasar hewan jadi sangat tertata rapi, pasar hewannya pun tidak jorok sama sekali tidak ada bau-bau yang menyengat hidung. Bunga-bunga hias seperti anggrek, mawar, krisan, anyelir, gladiol menghiasi setiap kios di pasar ini, banyak juga yang menjual tanaman hias seperti kaktus, pakis, bonsai, gelombang cinta, kuping gajah, dan lain-lain. Tak perlu jauh-jauh datang ke taman bunga kan kalau mau menikmati keindahan mereka? Datang kesini saja, gratis pula. Hehehe. Di pasar ini juga terdapat kios khusus yang hanya menjual bunga potong yang bisa kita beli untuk dirangakai. Huah, indah! Pasar hewannya juga tak kalah menarik, banyak binatang peliharaan dan peralatan perawatannya dijual disini. Kita juga boleh bermain-main dengan mereka lho. Pasar ini juga dibagi-bagi berdasarkan jenisnya, seperti burung, ayam, ikan, kelinci, marmut, dan kucing. Tapi jangan harap bisa menemukan binatang tak layak pelihara seperti monyet atau ular ya. Pasar ini tidak menjual selain binatang peliharaan. Puas bermain dengan binatang-binatang lucu nan eksotik, perut mulai lapar lagi. Hadeh.




Uang juga sudah mulai menipis, eits tenang, kota ini punya kuliner murah yang hanya ada disini, kuliner endemik begitulah mungkin. Hehehe. Namanya Pangsit Mek 2000, jadi ini tuh mie pangsit yang dijual seporsi hanya dengan harga Rp2.000 saja! Porsinya sama dengan porsi mie pangsit gerobakan lain tapi memang tidak menggunakan taburan ayam suwir sebagai pelengkapnya. Tapi rasanya tetap uenak lop kok! Dan ternyata pangsit mek 2000 ini ada paguyubannya, katanya supaya tetap bertahan melawan arus usaha kuliner yang sedang berkembang pesat di kota Malang. Nah, salah satu yang pernah kita coba dan rasanya sesuai dengan selera kita itu ada di daerah Pasar Besar, tepatnya di dekat perempatan Malang Plaza. Untung saat kita datang masih ada beberapa porsi lagi, karena biasanya pukul 4 sore saja sudah habis. Benar saja, belum selesai kami makan, bapak penjualnya sudah bersih-bersih. Sukses terus ya, Pak! Terima kasih sudah menyelamatkan hari kami dengan dua mangkok mie pangsit hanya seharga Rp4.000.


Perut sudah kenyang sebelum magrib menjelang.
Mumpung ada di daerah alun-alun, kitapun segera memacu motor memasuki parkiran Masjid Agung Jami’ Malang. Masjid ini merupakan masjid utama di kota Malang dan menurut papan keterangan sejarah, masjid jami’ ini merupakan salah satu masjid tua di Jawa Timur yang masih menjaga desain aslinya terutama bagian dalam masjid. Tiang-tiang di bagian dalam masjid masih menggunakan 20 tiang lama yang dimana memiliki arti simbol 20 sifat wajib Allah SWT dan 4 tiang besar di bagian depan yang juga masih asli sebagai simbol 4 sifat nabi Muhammad SAW. Masjid ini juga jadi saksi bisu bagi sebutan Malang Bumi Shalawat. Jadi bangga bisa berkesempatan melakukan ibadah di masjid ini berulang kali. Sama seperti masjid-masjid lain, suasana didalamnya sangat tenang dan sejuk. Mungkin masjid ini jadi salah satu tempat terbaik yang kita kunjungi hari ini.

*sayangnya baterai kamera kita sudah habis, jadi tidak bisa mengabadikan masjid ini, tapi kalian bisa cek di google kok kalau ingin melihat bentuk rupa Masjid Agung Jami' Malang*

Hari sudah malam waktunya menikmati Malang dengan pesona lokalnya. Kebetulan diseberang masjid ini adalah Alun-alun Kota Malang dimana selalu ramai oleh warga Malang yang sedang menikmati malam hari mereka bersama keluarga ataupun teman. Meski alun-alun ini sederhana dan sedikit tidak terawat tapi terlihat indah di malam hari, karena banyaknya pancaran lampu warna-warni dari para pedagang yang berjualan mengitari air mancur. Dan rutinitas yang tak boleh terlewatkan bila singgah di alun-alun malang ialah mencoba tahu belek yang banyak dijual disini. Disediakan banyak dingklik (bangku kecil) untuk mereka yang ingin mecicipi tahu racikan sendiri ini. Jadi tahu belek ini merupakan tahu pong yang bisa kita belek (belah) sendiri untuk diisi dengan bumbu petis, daun bawang, dan garam. Rasanya nikmat sekali, apalagi dengan menyeletus cabai rawit hijau. Sepotong tahu diberi harga Rp500 saja. Menikmati malam yang dingin dengan mencamil tahu belek nikmat sambil berbincang-bincang dengan sahabat menceritakan kisah kita seharian ini, sepertinya pikiran ini telah lupa kalau masih ada tugas di rumah yang menunggu siap untuk dikerjakan. Karena kita sudah kenyang makan pangsit mek 2000 sebelumnya, kami hanya menghabiskan 3 potong tahu saja (total bayar hanya Rp1.500), dan itu berarti uang kita sudah pas habis Rp50.000 untuk berdua hari ini. Tak menyangka ternyata kami bisa jalan-jalan seharian, berpetualang mencari pelampiasan hiburan, dan mengalami banyak pengalaman hari ini hanya dengan uang Rp50.000. Ternyata bahagia itu sederhana ya, tak perlu punya uang banyak untuk menemukan kebahagiaan, tak perlu pergi jauh untuk mencari kebahagian, hanya cukup dengan pergi dengan teman yang tepat, pilihan tujuan wisata yang bisa kita nikmati dengan hati, dan yang pasti punya kendaraan yang bisa menemani kita pergi-pergi.

taken by handpone camera

Eh, ngomong-ngomong soal kendaraan, saking asyiknya menjelajah sampai lupa melihat indikator bensin di motor. Ah masih ada sedikit untuk perjalanan pulang. Memang agak boros ya dengan motor yang kami pakai, padahal perjalanan hari ini hanya berputar-putar di tengah kota saja. Coba saja kita keliling hari ini pakai Yamaha Fino FI yang super irit pasti masih ada sisa bensin buat jalan-jalan lagi besok. Kalau begitu besok kalau jadi beli motor, minta Yamaha Fino FI aja deh. Teknologi injeksi terbaru YMJET-FI katanya bikin motor matik klasik ini menghemat bbm sebanyak mungkin. Desainnya juga keren banget, ada Yamaha Fino FI special yang tipe sport lagi. Sudah irit, desainnya keren, masih banyak fitur canggihnya kayak Lock System, Smart Side Stand Switch, juga Integrated Key Shutter. Wih, membayangkan kalau sudah punya nanti pasti lebih sering jalan-jalan nih, sunrise di Bromo, sunset di Semeru deh kalau perlu. Hehehe.

Oiya ya, Yamaha Fino FI kan lagi ngadain lomba yang hadiahnya dapet motor Yamaha Fino FI. Ikutan ah, siapa tau menang, biar bisa jalan-jalan hemat terus, hehehe. Kalau mau tahu lebih lengkap coba cek langsung di "Dengan Fino Kemanapun Semakin Asyik".

                  


ITINERARY PERJALANAN KELILING MALANG:

Total uang Pinky dan Puspita (RP25.000 + Rp25.000) = Rp50.000
- Isi bensin 1 liter       :  Rp6.500
- Pasar Wisata Tugu  :  Gratis dan tanpa biaya
- Perpustakaa Kota   :  Gratis dan tanpa biaya
- Bakso Banten         :  Rp4.000 x 2porsi = Rp8.000
- USED secondhand :  Gratis dan tanpa biaya
- Soak Ngalam         :  Gratis dan tanpa biaya
- Museum MTD       :  Rp15.000 x 2orang = Rp30.000
- Pasar Splendid       :  Gratis dan tanpa biaya
- Pangsit Mek 2000  :  Rp2.000 x 2porsi = Rp4.000
- Masjid Agung Jami :  Gratis dan tanpa biaya
- Alun-alun Kota       :  Tahu belek Rp500 x 3 = Rp1.500

Sisa saldo  : Total uang - total pengeluaran
                   50.000 - (6.500+8.000+30.000+4.000+1.500)
                   50.000 - 50.000
                   0

5/23/14

The Bucket List: Learn to be British people

Inggris? Sebuah negara yang jauh dipucuk daratan Eropa sana? Jauh sekali, bahkan wilayah tempatku berdiri saja sudah berbeda waktu 7 jam dengan negara satu ini. Bagaimana mungkin aku pernah bermimpi bisa menginjakan kaki di negara ini. Sejauh yang kusadari selama ini, aku baru menginjakkan mimpiku di tanah Jerman, itu juga karena aku terlalu excited saat pertama kali belajar bahasa jerman. Sedangkan Inggris, tak pernah aku bermimpi untuk berada disana bahkan saat aku telah belajar bertahun-tahun bahasa inggris.

Tapi kalau memang ada kesempatan seperti ini, aku jadi kepikiran. Aku kembali ingat bagaimana terlihat indahnya negara itu dari buku-buku yang pernah kubaca seperti Edensor, buku traveling ke Eropa, ataupun buku fiksi seperti Harry Potter. Bahkan tiap kali aku melihat foto barang-barang dekorasi interior kesukaanku, aku ingat bahwa barang-barang seperti ini terinspirasi dari keindahan kota bernama London. Pernah juga aku iseng mencoba mencari-cari tentang negara ini di sebuah grup yang kuikuti bernama Backpacker Dunia, aku menemukan sejuta keindahan negara ini lewat foto-foto mereka yang pernah berkunjung kesana. Negara ini tak hanya indah, tapi mampu menarik hati setiap orang setiap kali ada yang menyebutkan namanya. Negara yang telah dikenal luas jauh lebih lama dari masa-masa sebelum perang, negara yang terkenal dengan kerajaannya, negara yang dikenal dengan etika hidup dan tata kramanya, negara yg dikenal dengan bangunan-bangunannya yang khas. Ahhh… benar saja, aku sudah jatuh hati dengan negara ini sejak lama, tapi tak berani bermimpi untuk kesana.

Bodohya aku ini, kalau banyak orang ingin menjejakkan kaki di Inggris, kenapa aku harus takut? Biaya mahal? Tak punya dana? Kau berani bermimpi untuk ke Jerman, kenapa tak berani bermimpi ke Inggris? Itu kan sama mahalnya, bodoh sekali. Berpikir seperti ini, membuatku sadar kalau kenapa harus takut untuk bermimpi, meski kadang tak rasional, bermimpi juga bisa jadi faktor pendukung keberuntungan kan? Sekarang aku mulai melepas rasa takutku, aku tak mau dibilang bodoh oleh diriku sendiri. Aku ingin berada disana, di ujung Eropa sana, di kota London tepatnya. Tapi, kenapa aku harus ke Inggris? Kan sudah banyak tempat yang jadi tujuan mimpi backpackerku selama ini: mau keliling Indonesia, keliling Asia Tenggara, tour jalur sutra, ke Iran, Palestina, Jepang, Jerman, Swiss, Spanyol, masih ingin ke Turki pula. Terlalu banyak tempat impian begitu, masih mau ditambah ke Inggris. Sepertinya aku memang harus memberi alasan pada diriku sendiri untuk menambah mimpi ini. Biar suatu hari saat mimpi ini bisa jadi nyata, aku tak hanya menikmati perjalanannya saja, tapi aku juga bisa menemukan jawaban dari segala alasan yang mendorongku memasukkan Inggris dalam bucket listku.

Sebentar.
Ah, aku rasa aku tahu.

British People
Aku sangat penasaran dengan apa yang ku baca di sebuah buku berjudul "The Geography of Bliss" dimana sang pengarang Eric Weiner menggambarkan orang Inggris melalui cara mereka menikmati kebahagiaan. Dan menurutnya, masyarakat Inggris itu unik dan sangat berbeda dengan masyarakat Amerika, berbanding jauh meski kata orang mereka saudara jauh. Kata Eric lewat penelitian langsungnya di Inggris, kebahagiaan bagi orang Inggris itu bukanlah kebahagiaan yang seperti orang lain ingin miliki, tapi bagi orang Inggris hidup itu bukanlah soal kebahagiaan melainkan bagaimana lebur dan menjalani kehidupan, menderitalah dan berdamailah. Bayangkan! Mereka bahkan tidak mengejar kebahagiaan hidup, hanya menikmati dan membuat hal itu menjadi sebuah hal yang pantas dinikmati. Bahkan orang Inggris akan berusaha sedapat mungkin menghindari menyinggung orang (kapanpun dan dengan cara bagaimanapun), pendiam, tidak mau menggangu orang lain, tidak ingin terlalu menonjol, dan sangat tidak suka mengikuti terapi ke psikolog ataupun membeli buku panduan aktivitas. Katanya, bila ada orang Inggris tidak berlaku seperti ini, mereka akan sangat dicurigai dan dicap "terlalu Amerika". Astaga, segitunya ya. Sifat yang benar-benar unik dan mungkin cenderung bijaksana, sungguh berbeda dengan cara pandang masyarakat negeriku, dan yang pasti sangat berbeda dengan cara pandang dan kebiasaanku. Di buku ini juga dikatakan, sifat saking tidak mau mengganggunya orang-orang Inggris dan sifat tidak mau menonjolnya, mereka hanya akan berdiam diri, tak akan pernah mengeluh, ataupun membuat obrolan kecil dengan orang lain meski sedang berdiri lama dalam antrian yang panjang. Eric sendiri pernah mencoba "mengganggu" orang lain dengan berkata, "Antrian yang menjengkelkan ya?" dan hasilnya tidak ada yang mengomentari bahkan orang-orang Inggris disekitarnya memandangi seakan-akan ia orang gila. Sungguh berbeda jauh dengan kebiasaan-kebiaasan ku selama ini. Hehehe. Bertemu dengan mereka yang memiliki perbedaan sifat dasar dan kebiasaan budaya seperti ini pasti sangat menyenangkan! Semacam menjadi kenangan manis, lucu dan unik untuk dirasakan dan dikenang. 

Sifat dasar yang menarik menghasilkan kebiasaan budaya yang menarik pula.
Mungkin budaya minum teh jadi salah satu cara masyarakat Inggris menikmati hidup. Dan hal ini jadi alasan dan agenda bila aku bisa berada di negeri jauh ini. Menikmati dengan tenang secangkir teh hangat dengan paduan sepiring muffin manis di pagi hari yang hangat atau sepiring scones yang menggoda di sore hari yang indah, di sebuah cafe di tengah kota london tanpa diusik oleh rumpian siapapun, ahh seperti orang Inggris.
Tea Time
Tak hanya tea time, Inggris juga dikenal dengan etika makannya. Etika makan ini disebut Table Manner. Aku pernah beberapa kali mengikuti kursus singkat tentang table manner ini, tapi sepertinya tidak serumit yang dilakukan oleh masyarakat Inggris. Jumlah peralatan makan yang digunakan saat itu dikurangi karena disesuaikan dengan makanan yang disajikan. Akhirnya aku coba searching dan menemukan fakta bahwa apa yang kupelajari masih jauh sekali dari yang benar-benar dilakukan oleh orang Inggris! Pasti sangat seru bila bisa mengalami makan di sebuah restaurant yang secara tidak langsung mewajibkan pelanggannya makan menggunakan table manner, sudah dipastikan aku akan makan seperti adegan di salah satu episode Mr. Bean. Hahahaha. Tapi aku benar-benar terheran-heran dengan budaya Inggris ini, karena meskipun kita disuguhkan dengan beragam masakan, kita tidak akan pernah merasa makan berlebihan.
Table set untuk table manner
Kalau makannya saja harus teratur dan rapi seperti itu, pasti malu kalau tidak berpakaian rapi dan menarik. Nah, Inggris jadi salah satu kota mode yang sangat khas menurutku, sangat Eropa dan sangat menjaga kerapian juga keidealan bentuk tubuh. Karena ini lah aku sangat penasaran untuk mencoba menggunakan korset yang biasa digunakan oleh wanita Inggris di masa lalu. Benar-benar membentuk tubuk sesuai dengan pakaian. Indah, tapi menyiksa, karena harus menarik lemak tubuh supaya bisa terikat sempurna. Tapi apa benar ya korset ini juga dipakai oleh kaum lelaki di masa lalu?
Korset Inggris
Sudah mencoba berdandan cantik ala wanita Inggris, pasti tidak lengkap kalau belum jalan-jalan dengan taksi London yang super mewah atau biasa disebut taxicab/black cabs. Taksi yang menggunakan model Geely Automotive FX4 ini memiliki design yang klasik dan mewah. Kalau bisa keliling kota naik ini, rasanya aku seperti kembali ke masa-masa setelah Inggris menang perang. Jadul sekali! Selain itu, kita juga tidak akan merasakan kemacetan kota, karena para supir taksi ini diwajibkan untuk mengetahui jalur-jalur alternatif yang bisa dilalui bila jalur utama yg menjadi tempat tujuan kita itu terhadang kemacetan. Super eksklusif! Jadi ingin mencobanya nih, tapi tarifnya mahal tidak ya?
Black Cab
Datang ke Inggris, keliling-keliling kota London pasti akan mendengar logat-logat yang asing di telinga kita. Seperti yang aku katakan sebelumnya kalau Inggris dan Amerika itu memang saudara jauh, menggunakan bahasa yang sama tapi dengan logat yang sangat jauh berbeda. Di Indonesia pun, aku juga lebih terbiasa mendengar bahasa inggris dengan logat atau aksen Amerika dibandingkan British. Aksen british tidak diajarkan di sekolah dan di tempat-tempat les umum. Selama aku belajar bahasa inggrispun, aku tak tahu bahwa ada perbedaan kata dalam bahasa inggrisnya Amerika dengan British. Dan ternyata aksen british sangat menarik. Kalau suatu saat aku benar-benar bisa menapakkan kaki di London, aku pasti akan mencoba berbicara bahasa inggris dengan aksen british, sambil mengingat-ingat dan belajar kata-kata bahasa inggris ejaan british. Dan bila benar-benar berada di London, aku pasti seperti menonton secara live adegan percakapan di film Harry Potter atau James Bond.

Photo source: google.com & tumblr 

Sambil berkhayal jalan-jalan di Inggris begini, lebih asyik kalau sambil makan snack SMAX Ring. Rasanya gurih dan nikmat, senikmat khayalan yang jadi kenyataan.

.v.i.d.e.o.